Kisah Saudagar Hasan Cerita Rakyat dari Timur Tengah

Kisah Saudagar Hasan Cerita Rakyat dari Timur Tengah


Kisah Saudagar Hasan Cerita Rakyat dari Timur Tengah - Waktu maghrib tiba, terdengar kumandang azan. Saudagar Hasan menghentikan langkahnya. Seharian berjalan membuat tubuhnya lelah. Ia akan pergi ke masjid terdekat untuk ibadah terlebih dulu.

Saudagar Hasan lalu mencari sebuah pohon. Ia hendak mengikatkan keledainya di pohon itu. Saudagar Hasan tak menyadari bahwa ada dua perampok yang mengikutinya.

“Kau tunggulah di sini, aku akan ke masjid dahulu.” ujar Saudagar Hasan kepada keledainya.

Ia mengikatkan keledainya pada sebuah pohon. Saat Saudagar Hasan meninggalkan keledainya, dua perampok itu langung menuju ke keledai milik Saudagar Hasan.

"Kita akan mengelabui Sudagar Hasan. Kau bawalah keledai ini dulu, aku akan berpura-pura menjadi keledainya," ucap salah satu perampok.

Salah satu perampok lalu membawa pergi keledai Saudagar Hasan. Sementara itu, satu perampok berpura-pura menjadi keledai Saudagar Hasan. Perampok itu mengikatkan tali ke lehernya agar Saudagar Hasan percaya bahwa keledainya berubah menjadi manusia.

Usai shalat, Saudagar Hasan kembali ke keledainya. Olala... alangkah kagetnya Saudagar Hasan saat mendapati keledainya berubah menjadi manusia.

"Apakah kau keledaiku?" tanya Saudagar Hasan.

"Ya, aku adalah keledaimu. Aku dikutuk menjadi seekor keledai. Karena kebaikan hatimu, aku kembali menjadi manusia," ucap perampok itu.

Namun, Saudagar Hasan masih tak percaya. Ia melihat banyak hal yang ganjil. Olala... akhirnya ia mendapatkan ide.

"Baiklah. Sekarang temanilah aku ke kota seperti biasanya. Bawalah barang bawaanku," ucap Saudagar Hasan.

Perampok yang menyamar menjadi keledai pun panik. Namun, ia tak mungkin melarikan diri. Ia pun mengikuti perintah Suadagar Hasan. Perampok itu berjalan layaknya seekor keledai hingga kakinya lecet.

Perampok itu menyesal, kenapa ia menyamar menjadi keledai. Harusnya tadi ia kabur saja dengan temannya. Kini, ia terikat seperti seekor keledai. Bahkan saat Saudagar Hasan membawanya, banyak orang yang bertanya tentangnya. Oh, sungguh perampok itu sangat malu.

Butuh waktu lama untuk sampai ke kota. Hal itu membuat perampok yang menyarnar menjadi keledai kelelahan. Bahkan, lihatlah kaki perampok itu, memerah seperti melepuh.Terang saja, ia berjalan seperti seekor keledai.

Akhirnya sampailah Saudagar Hasan di kota. Ia menemui kepala keamanan kota. Barangkali kepala keamanan bisa menyelesaikan permasalahannya, pikirnya.

"Kau kejam sekali mengikat seorang manusia seperti keledai," ujar kepala keamanan kota.

Saudagar Hasan lalu menceritakan semuanya. Tentang keledainya yang berubah menjadi manusia.

"Sebaiknya kau ke dalam dulu, akan aku pikirkan jalan keluarnya," ajak kepala keamanan.

Saudagar Hasan lalu mengikatkan tali keledainya ke salah satu pohon. Sementara itu, teman perampok itu ternyata mengikuti Saudagar Hasan. Ia hendak menyelamatkan temannya yang pura-pura menjadi keledai itu.

Saudagar Hasan pun masuk ke ruang kepala keamanan. Mereka berpura-pura diskusi, padahal mereka sedang mengintai keledai berkepala manusia itu. Olala.., benar saja. Salah satu temannya datang untuk menolongnya.

Perampok itu berusaha menyelamatkan temannya. Namun, karena kaki temannya luka, ia kesulitan untuk membawa temannya itu. Akhirnya kepala keamanan dan Saudagar Hasan memergoki mereka.

"Siapa sebenarnya kalian?" tanya kepala keamanan.

"Maafkan kami. Kami adalah perampok. Kami ingin mengelabui Saudagar Hasan, tapi malah kami yang kena batunya. Aku akan mengembalikan keledai Sudagar Hasan," ucap salah satu perampok.

Saudagar Hasan tersenyum mendapat jawaban itu. Sebenarnya dari awal dia sudah mengetahui. Tetapi, ia ingin memberikan pelajaran kepada perampok itu.

Akhirnya Saudagar Hasan mendapatkan kembali keledainya.Tentunya keledai sungguhan, bukan keledai berkepala manusia. Kedua perampok itu menyadari kesalahan mereka. Mereka berjanji tak akan merampok lagi. Mereka akan hidup dengan uang hasil kerja mereka sendiri.

Pesan moral dari Kisah Saudagar Hasan Cerita Rakyat dari Timur Tengah adalah
Kebohongan akan menghasilkan keburukan. Karena itu, jangan suka berbohong, ya.
Jika sudah rezeki, tidak akan ke mana. Seperti Saudagar Hasan, ia menjadi orang yang ikhlas, tak sedih saat kehilangan keledainya. Namun, akhirnya ia mendapatkan kembali keledainya. Itu karena ia ikhlas dengan ketentuan Tuhan
Share on Google Plus

About Black Widow

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Che Muetz. Diberdayakan oleh Blogger.